BERBICARA
EFEKTIF
AGAR
TERWUJUDNYA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
DIANA
MAY CANTIKA
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2016
BERBICARA
EFEKTIF
AGAR
TERWUJUDNYA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
DIANA
MAY CANTIKA
MAKALAH
Disusun
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata
Kuliah Bahsa Indonesia
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2016
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh,
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala karena
berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Berbicara
Efektif untuk Komunikasi yang Efektif”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat, tata bahasa maupun isi pembahasan dari makalah ini. Oleh
karena itu penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat
memperbaiki makalah ini.
Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu
pembuatn makalah ini,khususnya kepada dosen pembimbing Bahasa Indonesia Ibu Shinta Anggreany, SP.,MSi
Penulis berharap semoga makalah Bahasa Indonesia ini dapat memberikan manfaat ataupun inspirasi terhadap
pembaca.
Jambi, 12 Oktober 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar .................................................................................................................... i
Daftar
Isi ............................................................................................................................. ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan ......................................................................................................... ..... 2
1.4 Manfaat
........................................................................................................... 2
Bab 2 Pembahasan
2.1 Pengertian
Bahasa......................................................................................... 3-4
2.2 Pengertian Berbicara Efektif......................................................................... 4-6
2.3 Jenis-Jenis Berbicara Efektif ........................................................................ 6-7
2.4 Pengertian Komunikasi Efektif .................................................................... 7-9
2.5 Teknik Berbicara Efektif ............................................................................ 9-10
2.6 Metode Berbicara ..................................................................................... 10-11
2.7 Faktor Pendukung Berbicara Efektif ....................................................... 12-13
2.8 Faktor Penghambat Berbicara Efektif ........................................................... 13
Bab
3 Penutup
3.1 Kesimpulan
.................................................................................................... 14
Daftar
Pustaka ............................................................................................................. 15-16
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kehidupan
manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa, khususnya Bahasa Indonesia
sebagai bahasa pemersatu bangsa. Bahasa merupakan sarana untuk
berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka
memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan
sesama manusia.
Berbahasa
terdiri dari empat aspek, yaitu berbicara, mendengar atau menyimak, menulis dan
membaca. Semua aspek tersebut harus bisa dikuasai untuk membentuk suatu
interaksi melalui komunikasi. Dari keempat aspek tersebut akan dibahas mengenai
berbicara. Namun, yang sering terjadi saat ini adalah tidak semua orang yang bisa
berbica mampu berbicara dengan efektif untuk mnghasilkan suatu komunikasi yang
efektif demi terjalinnya interaksi sosial.
1.2
Rumusan Masalah
Dari uraian di atas adapun permasalahan
yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.
Menjelaskan apa yang dimaksud dengan bahasa
2.
Apa yang dimaksud dengan berbicara efektif ?
3.
Apa saja jenis – jenis berbicara efektif ?
4.
Apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif ?
5.
Menjelaskan teknik berbicara efektif
6.
Apa saja metode dalam berbicara ?
7.
Apa saja faktor pendukung berbicara efektif?
8.
Apa saja faktor penghambat dalam berbicara efektif ?
1.3
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas
rumusan masalah daintaranya apa itu bahasa dan kaitannya dengan komunikasi,
menjelaskan apa itu berbicara dan komunikasi, menjelaskan teknik – teknik
berbicara yang efektif serta hambatan dan pendukung dalam berbicara.
1.4 Manfaat
Penyusunan makalah ini
bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai berbicara agar setiap orang yang
bisa berbicara mampu berbicara secara
efektif demi terjalinnya komunikasi yang efektif.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa dibentuk oleh
sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem
bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu
yang menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap
suatu ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi”
melambangkan konsep[ atau makna “sesuatu yang biasa dimakan sebagai makanan
pokok”.
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk
menyampaikan sesuatu yang terlintas didalam hati. Namun, lebih jauh bahasa
adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat
untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi
sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambing, berupa bunyi,
bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Pengertian bahasa menurut beberapa ahli dan sumber diantaranya
sebagai berikut :
§ Pengertian Bahasa
menurut (Depdiknas, 2005: 3)Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan
perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
§ Pengertian Bahasa
menurut Harun Rasyid, Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan
struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan
suatu tujuan.
§
Bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, 2002:
88) bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh
semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang
baik, sopan santun yang baik.
2.2
Pengertian Berbicara Efektif
Menurut Tarigan (1985)menyebutkan bahwa
berbica ra adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan.
Kartini (1985:7) yang mengungkapkan
bahwa berbicara merupakan suatu peristiwa penyampaian maksud, gagasan, pikiran,
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan, sehingga
maksud tersebut dipahami oleh orang lain.
Berbicara
merupakan peristiwa penyampaian maksud, gagasan, pikiran, perasaan seseorang
kepada orang lain secara jernih, logis, terarah dan sistematis dengan
menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dipahami orang lain.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa, berbicara
efektif adalah kemampuan menyampaikan pesan, maksud dan tujuan dengan
sistematis, jelas, padat, lugas dan mudah dipahami.
Dalam berbicara efektif, ada 5
prinsip dasar yang harus Anda ketahui agar bisa langsung menerapkannya dengan
baik. Sederhana sekali lho. Apa saja 5 prinsip dasar itu?
1. Respect
Respect berarti menghormati. Dalam
berbicara, menghormati dan menghargai lawan bicara adalah hal yang sangat
penting. Jika kita ingin orang lain mendengarkan kita, kita harus menghormati
mereka. Jika mengkritik juga harus dengan menghargai harga diri orang lain.
2. Emphaty
Emphaty adalah kemampuan kita untuk
menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Emphaty juga
adalah salah satu bentuk dari respect. Dengan merasakan apa yang
sedang dialami oleh orang lain, kita bisa berbicara sesuai dengan situasi dan
kondisinya. Misalnya teman sedang mengalami musibah tapi Anda malah berbicara
dengan riang gembira, pasti teman Anda tidak akan mau mendengarkan Anda. Secara
tidak langsung hal itu sama saja dengan Anda tidak menghargainya.
3. Audibility
Audibility maksudnya adalah dapat
didengarkan atau dimengerti dengan baik oleh pendengar
4. Clarity
Clarity adalah kejelasan yang ingin
disampaikan. Caranya adalah:
·
Tentukan
tujuan dengan jelas
·
Organisasikan
ide
·
Format
bahasa yang digunakan.
·
Pesan
jelas, tepat, dan meyakinkan
·
Pesan
fleksibel atau to the point
5. Humble
Humble artinya rendah hati. Rendah
hati disini maksudnya adalah tidak berbicara seakan-akan kita ini orang
penting, mudah menangkap respon positif atau tidak berpikir yang negatif dari
orang lain, dan menerima kritik orang lain dengan sikap rendah hati. Clarity juga termasuk dalam respect.
Tujuan utama berbicara adalah untuk
menginformasikan gagasan pembicara kepada pendengar. Menurut mulyana
mengelompokkan tujuan berbicara ke dalam empat tujuan yaitu sebagai berikut :
a. Tujuan sosial
Manusia sebagai makhluk sosial
menjadikan kegiatan berbicara sebagai sarana untuk membangun konsep diri (dengan bahasa orang dapat
mengetahui kepribadian orang lain), eksistensi
diri (dengan berbicara, seseorang akan dipandang sebagai orang yang eksis),
kelangsungan hidup ( dengan
berbicara, orang dapat mengungkapkan keinginan kepada orang lain), memperoleh
kebahagiaan, menghindari tekanan serta ketegangan.
b.
Tujuan
ekspresif
Dalam tujuan ekspresif, berbicara
digunakan manusia sebagai alat untuk menyampaikan perasaannya. Dan terkadang
didukung oleh simbol.
c.
Tujuan
ritual
Kegiatan ritual sering menggunakan
bahasa sebagai media untuk menyampaikan pesan ritual penganutnya, contohnya
seperti do’a.
d.
Tujuan
instrumental
Kegiatan berbicara digunakan sebagai
alat untuk memperoleh sesuatu (jabatan,pekerjaan, dan lain-lain)
2.3
Jenis – Jenis Berbicara Efektif
1) Berbicara satu arah
Berbicara satu arah
merupakan suatu pembicaraan untuk mengungkapkan buah pikiran, gagasandan
perasaan kepada pendengar tanpa terjadinya
proses interaksi timbal balik. Contohnya antara lain pidato, khotbah,
wawancara. Pada kegiatan berpidato, yang aktif berbicara hanya orator saja,
sedangkan pendengar hanya mendengarkan saja. Kegiatan seperti ini berlangsung
dari awal sampai akhir kegiatan berpidato. Kegiatan berbicara hanya terjadi
satu arah, dari orator ke pendengar.
2) Berbicara dua arah
Pembicaraan dua arah terjadi apabila si pembicara
menyampaikan pikiran dan perasaannya kepada orang lain, kemudian mendapat
tanggapan balik dari pendengar secara langsung. Jadi dalam proses berbicara dua
arah ini terjadi interaksi timbal balik antara pembicara dengan lawan bicara.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembicaraan ini aktif berbicara secara
bergantian. Contohnya, diskusi, Tanya jawab, dan drama.
Disamping itu, kalau dilihat dan disimak lebih
jauh lagi, menurut tingkat keresmiannya berbicara dapat pula dibagi atas :
a)
Berbicara formal
Berbicara formal merupakan kegiatan berbicara yang
dilakukan di depan forum, dengan tema tertentu, dan pastilah mediumnya bahasa
Indonesia ragan baku. Jadi dalam kegiatan berbicara resmi ini pendengarnya
banyak dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang baku.
b) Berbicara
informal
Berbicara informal adalah kegiatan berbicara yang dilakukan
pada acara-acara tidak resmi. Biasanya berbicara informal ini pendengar tidak
banyak. Kadang-kadang topiknya pun tidak satu. Contohnya, berbicara atau
mengobrol dengan teman sebaya, dengan keluarga, dengan teman ketika menunggu
antrian dan sebagainya.
2.4
Pengertian Komunikasi
Efektif
Berkomunikasi efektif berarti komunikator dan komunikan
sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesa. Oleh karena itu,
dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune”. Yaitu
kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang
disampaikan.
Menurut Jalaludin dalam bukunya Psikologi Komunikasi
(2008:13) menyebutkan komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian
dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi
hubungan sosial yang baik dan pada akhirnya menimbulkan suatu tindakan.
Syarat-syarat berkomunikasi efektif adalah sebagai berikut :
·
Menciptakan suasana yang menguntungkan
·
Menghunakan bahasa yang mudah dimengerti
·
Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat
di pihak komunikan.
·
Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang
dapat menguntngkannya
·
Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan atau reward di
pihak komunikan
Berbicara tentang minat di
pihak komunikan, dapat disimpulkan bahwa minat akan timbul bilamana ada
unsur-unsur sebagai berikut :
· Tersedianya suatu hal yang menarik minat
· Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu dengan
lainnya, sehingga apa yang menonjol itu menumbuhkan perhatian.
· Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin
gangguan dari hal yang dimaksudkan.
Menurut Stephen Covey,
komjunikasi merupakan keterampilan yang paling penting dalam hidup kita. Kita
bisa menghabiskan sebagian besar jam disaat kita sadar dan bangun untuk
berkomunikasi.
Syarat utama agar komunikasi
efektif adalah kredibilitas. Keterampilan komunikasi antar perorangan adalah
kemampuan untuk terus menerus membangun kredibilitas dan dapat dipercaya segala
apa yang kita komunikasikan. Untuk membangun kredinbilitas harus ada isi pesan
yang jelas, suara/intonasi dalam menyampaikan pesan dan wahana bagaimana orang
itu menyampaikan pesan. Jadi semakin
tidak konsekuen akan menjadi semakin
tidak percaya.
Menurut Thimas Leech dalam
bukunya “say it like shakespeare” ada lima komponen atau unsure penting dalam
komunikasi yang harus diperhatikan yaitu :
a. Pengiriman pesan (sender)
b. Pesan yang dikirimkan
(message)
c. Bagaiumana pesan tersebut
dikirimkan (delivery channel atau media)
d. Penerima pesan (receiver)
e. Umpan balik (feedback)
Lecch
menambahkan, bahwa untuk membangun komunikasi yang efektif, setidaknya kita
harus menguasai empat keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitu
membaca-menulis (bahan tulisan) dan mendengar-berbicara (bahasa lisan). Begitu
pentingnya, banyak orang menghabiskan waktunya untuk melakukannya.
Komunikasi
efektif terjadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat
diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah
persepsi.
2.5
Teknik Berbicara
Efektif
Teknik berbicara efektif adalah
berbicara secara menarik dan jelas sehingga dapat dimengerti dan mencapai
tujuan yang diharapkan didalam komunikasi. Teknik berbicara didalam
berkomunikasi harus menyesuaikan diri antara komunikator dan komunikan terhadap
materi yang dibicarakan. Secara sederhana, teknik berbicara didalam komunikasi
secara aktif dan efektif adalah sebagai
berikut :
a)
Memilih pokok
persoalan untuk dibicarakan
Sebelum kita
memutuskan untuk berbicara didepan umum secara efektif terlebih dahulu kita
harus mengetahui persoalan apa yang ingin kita bicarakan agar pembicaraan
berjalan dengan lancar.
b)
Berbicara dengan
diiringi bantuan gerak – gerik dan ekspresi yang mendukung.
Gerak- gerik
membantu kita untuk menutupi rasa grogi dan ekspresi yang mendukung supaya
lawan bicara tertarik mendengar pembicaraan yang kita lakukan.
c)
Menyesuaikan situasi
dengan lawan bicara dengan baik
Demi
jalannya interaksi yang baik antara dua pihak komunikator harus menyesuaikan
diri dengan sekitarnya.
d)
Menghargai dan
menghormati lawan bicara dengan baik
Sebagai orang yang berbicara atau
komunikator kita harus bisa menghargai lawan bicara kita, mendengarkan lawan
bicara dengan baik. Begitupun sebaliknya
e)
Menanggapi setiap
reaksi, saran, usul dari lawan bicara
Menanggapi dengan baik respon
dari lawan bicara kita. Agar lawan bicara merasa nyaman berkomunikasi dan
berinteraksi dengan kita.
2.6 Metode Berbicara
Dalam
kegiatan berbicara ini dikenalkan 4 metode berbicara, keempat metode tersebut
diaantaranya :
1)
Metode serta merta
Metode ini biasanya digunakan oleh seseorang yang secara
serta merta atau secara tiba-tiba dan mendadak diminta berbicara di depan orang
banyak. Orang ini tampil sesuai dengan kebutuhan sesaat, tanpa persiapan yang
cukup sebelumnya, karena kesempatan berbicara itu datang tanpa diduga. Kalaupun
orang ini mempersiapkan sesuatu, hanya dalam waktu yang sangat singkat, sebab
dia tahu akan tampil berbicara, harus sesaat sebelum berbicara. Hal ini
menyebabkan seseorang tampil berbicara hanya berdasarkan pengetahuan,
pengalaman, dan keberanian yang dimilikinya. Jika dia adalah orang yang sudah
punya pengetahuan dan pengalaman tampil berbicara, maka dia tentu akan berhasil.
Tatapi, jika dia orang yang baru sekali itu tampil berbicara di depan
pendengar, tentulah dia akan menemukan banyak kesulitan.
2) Metode
menghafal
Metode menghafal adalah satu cara yang digunakan pembicara
untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya di depan orang banyak dengan bantuan
daya ingat yang kuat dan kekayaan materi yang dimiliki. Karena, sebelum
pembicara tampil bicara biasanya ada hal-hal yang di persiapkan sebelumnya:
·
Ada yang menulis
naskah pidato kemudia dihafalkan.
· Ada yang mencari
bahan-bahan yang ada kaitannya dengan topik yang akan dipidatokannya.
Jadi metode menghafal ini lawan dari metode
serta merta, karena direncanakan, ditulis, dan dihafalkan.
3) Metode naskah
Metode ini jarang digunakan, kecuali pada saat-saat
penting, misalnya di radio dan televisi. Biasanya sebelum tampil berbicara,
pembicara memperhatikan naskah lengkap. Ketika tampil berbicara naskah itu
dibacanya kata demi kata. Kalimat demi kalimat. Sehingga perhatian si pembicara
tertuju pada naskah tersebut. Namun dia seyogyanya memandang pendengarnya
sebanyak mungkin, dan kepada naskah sedikit mungkin. Permbicara harus mampu
memahami dan menghayati makna yang dibacanya itu, dan memelihara hubungan yang
erat dengan pendengar. Pembicara juga harus selalu ingat bahwa dia bukan sedang
membaca, tetapi sedang berbicara, maka respons pendengar harus selalu
diperhatikan.
4) Metode
ekstemporan
Metode ini jarang digunakan oleh pembicara yang ingin
berbicara tanpa mempersiapkan naskah. Uraian yang akan disampaikan denga metode
ini direncanakan dengan cermat. Setelah itu dibuat catatan penting yang
sekaligus menjadi urutan sistematis dari uraian itu. Dalam metode ini,
kadang-kadang disiapkan konsep naskah dengan bebas berbicara, serta bebas pada
memilih kata-kata sendiri. Catatan tadi digunakan untuk mengingat urutan-urutan
idenya. Metode ini lebih bersifat flesibel dan variatif dalam menggunakan
kata-kata (diksi). Pembicara juga dapat merubah pembicaraannya sesuai dengan
reaksi-reaksi yang timbulk pada pendengar.
2.7
Faktor Pendukuk
Berbicara Efektif
1.
Faktor kebahasaan
Menurut Maidar G Arsjad dan Muktu US (1988:17) faktor
kebahasaan yang menunjang kemampuan berbicara adalah sebagai berikut :
a)
Ketepatan ucapan
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan
bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat,
dapat mengalihkan perhatian pendengar, kebosanan dan kurang menyenangkan. Sudah
tentu pula ucapan dan artikulasi yang kita gunakan tidak selalu sama,
masing-masing mempunyai gaya tersendiridan gaya bahasa yang berubah-ubah sesuai
dengan pokok pembicaraan, perasaan dan sasaran
b)
Penempatan tekanan,
nada, sendi dan durasi yang sesuai
Kesesuaian tekanan, nada sendi dan durasi merupakandaya
tarik tersendiri dalam berbicara
c)
Pilihan kata/diksi
Dalam pemilihan kata hendaknya
tepat,jelas dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar,
dan konkret agar bisa dipahami.
d)
Ketepatan sasaran
pembicara
Pembicara yang menggunakan
kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap pembicaraannya. Dan seorang
pembicara harus mampu menyusun kalimat efektif.
2.
Faktor nonkebahasaan
a)
Sikap yang wajar,
tenang dan tidak kaku
Sikap yang wajar oleh pembicara
sudah dapat menunjukan otoritas dan integritas dirinya. Tentu saja sikap ini
ditentukan oleh situasi dan penguasaan materiyang baik.
b)
Pandangan harus
diarahkan kepada lawan bicara
Agar tidak mengalihkan perhatian
lawan bicara atau pendengar.
c)
Kesediaan menghargai
pendapat orang
Pembicara yang baik akan bersedia
menerima kritik dan saran dari orang lain. dan mengubah argumentasi nya jika
memang keliru, mempertahankan argumen nya jika memang benar.
d)
Kenyaringan suara
Suara yang nyaring namun tetap
terkontrol agar lawan bicara tetap bisa menangkap pembicaraan.
e)
Kelancaran
Kelancaran berbicara akan
memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraan.
f)
Relevansi atau
penalaran
Proses berfikir untuk mencapai
suatu kesimpulan harus logis dan relevan dengan apa yang dibicarakan di awal
pembahasan.
g)
Penguasaan topik
Dalam pembicaraan formal selalu
menuntut persiapan agar menjadi efektif. Penguasaan topic yang baik akan
memperlancar dan menumbuhkan keberanian.
2.8
Faktor Penghambat
Berbicara Efektif
Ada
kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang mengakibatkan pesan yang
diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara.
Tiga faktor penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu:
1.
Faktor
fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal
dari luar partisipan.
2.
Faktor
media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu, irama,
tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh, dan
3.
Faktor
psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam keadaan grogi,
marah, menangis, dan saki
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam pembahasan makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa, berbicara
adalah kemampuan menyampaikan pesan, maksud
dan tujuan dengan sistematis, jelas, padat, lugas dan mudah dipahami.
Berbicara yang efektif sangat diperlukan demi terjalinnya
komunikasi yang efektif. Karena tujuan dari seseorang berbicara adalah untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lainnya dan kehidupan manusia tidak
lepas dari komunikasi yang dapat dari interaksi berbicara. Ada dua jenis
berbicara, yaitu berbicara satu arah dan dua arah. Adapun faktor-faktor yang
mendukung maupun menghambat seseorang agar bisa berbicara yang efektif.
Makadari itu seseorang harus bisa memahami teknik-teknik dan
metode berbicara efeketif karena bagaimana seseorang berbicara mencerminkan
kepribadian seseorang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. (1983). Berbicara Sebagai
Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung : Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara. Bandung.
Angkasa